Massa kecewa Pada SBY


Sebagai bentuk kekecewaan terhadap kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Yogyakarta, massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar ritual doa dan membakar dupa di titik nol kilometer Yogyakarta sekitar 50 meter sebelah selatan Gedung Agung, Selasa (12/7/2011).
Mereka memanjatkan doa agar pemerintah serius membahas proses penetapan keistimewaan Yogyakarta yang selama ini tertunda-tunda.
Ketua Sekretariat Bersama Gabungan Masyarakat Pendukung Keistimewaan DIY (Sekber Gamawan) Widihasto Wasana Putra menjelaskan, macetnya pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) Yogyakarta menunjukkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak mau mendengarkan aspirasi masyarakat.
"Doa merupakan salah satu bentuk perjuangan spiritual kami. Melalui doa, kami memohon terkabulnya penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY," ucapnya, Selasa malam di Yogyakarta.
Aksi ritual doa dimulai dari Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta menuju Gedung Agung. Rencananya, ritual doa akan dilakukan dengan mengelilingi Gedung Agung. Namun, karena dilarang aparat, maka peserta ritual doa akhirnya berdoa di depan Gedung BNI, sekitar 50 meter di sebelah selatan Gedung Agung.
Sejak pukul 21.00, massa terus memanjatkan doa dan menunggu hingga rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di Gedung Agung. Presiden yang baru saja memberikan pembekalan kepada perwira TNI di Akademi Angkatan Udara akhirnya tiba di Gedung Agung sekitar pukul 22.00.
Saat Presiden datang, massa melemparkan bunga tabur ke arah iring-iringan mobil. Namun, barikade polisi yang ketat membatasi gerak sehingga massa tak bisa mendekat.
"Kami protes keras terhadap pengamanan kedatangan Presiden yang berlebihan. Masyarakat Yogyakarta yang selama ini adem ayem seakan-akan menjadi ancaman berbahaya bagi kedaulatan bangsa. Hal ini menunjukkan buruknya strategi pertahanan dan keamanan rezim Susilo Bambang Yudhoyono," tambah Widihasto.
Hari ini berbagai elemen masyarakat Yogyakarta juga akan menggelar long march dari Gedung DPRD DIY menuju Gedung Agung. Dalam kesempatan ini, massa akan mengiringi para Ketua DPRD Kabupaten/Kota (lima orang) dan Ketua DPRD DIY dalam memberikan hasil sidang paripurna tentang penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY kepada Presiden di Gedung Agung.
Sumber
ads

No comments:

Post a Comment