Kemarau Panjang, Air Bersih Sangat Mahal

Bencana kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Sragen membuat air bersih terasa sangat mahal. Untuk satu tangki air bersih setara 4.000 liter, warga harus mengeluarkan uang antara Rp 200-Rp 300 ribu. Tak jarang, warga sampai harus menjual barang berharga berupa perhiasan emas untuk membeli air bersih itu.

Menurut Gimin, warga Dukuh Brakbunder, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, kekeringan yang terjadi memaksa dirinya mencari alternatif sumber air. Bahkan, tidak jarang dirinya harus mengeluarkan uang untuk membeli air dari tangki PDAM maupun swasta.

"Kalau membeli langsung ke DPAM harganya Rp 200 ribu, tapi jika terpaksa membeli ke pihak swasta, harganya mencapai Rp 300 ribu," ujarnya kepada wartawan Minggu (18/9).

Menurut Gimin, satu tangki air yang dibeli ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama satu minggu. "Sebenarnya bisa saja menunggu droping air dari Dinsos (Dinas sosial,red) dan gratis. Tapi biasanya harus antri panjang dan jumlahnya terbatas. Makanya kami lebih memilih beli air," jelasnya.

Gimin mengaku selama dua bulan terakhir sudah mulai membeli air bersih dari tangki. Meski uang yang harus dikeluarkan cukup besar, namun hal itu merupakan kebutuhan dan tidak bisa ditunda. "Memang uang yang harus dikleuarkan cukup banyak. Tapi mau gimana lagi, tidak ada air bersih, Saya juga terpaksa menjual barang-barang berharga seperti perhiasan emas untuk membeli air ini," tandasnya.

Ditambahkan Sugito (70), warga Katelan yang lain, air tangki yang dibeli warga itu biasanya ditampung dalam sumur milik warga yang telah kering, "Air tangki kami simpan di dalam sumur untuk kebutuhan seminggu. Kalau sudah kering, nanti kami membeli lagi," jelasnya.
Sumber
ads

No comments:

Post a Comment